Ads Right Header

Hosting Unlimited Indonesia
Cloud Hosting Indonesia

Zakheus Pemungut Cukai : Pentobat Sejati

pertobatan sejati
Zakheus Pemungut Cukai : Pentobat Sejati

Oleh : Albertus Dino
Quote Amor - Kita cenderung lebih mudah menyalahkan orang lain daripada kita mengakui kesalahan kita sendiri. Atau bahkan kita berusaha menyingkirkan orang yang menurut kita hidupnya penuh dengan kejahatan. Lalu kita membuat kelompok sendiri dan mulai menyebarkan cerita negatif tentang orang tersebut. Yesus pernah mengeritik tindakan seperti ini dalam khotbah-Nya di bukit. “Mengapa engkau melihat selumbar  di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?”(Mat 7:7). Ungkapan Yesus ini sebenarnya bukan mau melarang kita menilai kesalahan orang lain tetapi Yesus menegur orang yang hanya tahu menyalahkan orang lain tetapi melupakan dan menyembunyikan kesalahannya sendiri.

Sikap inilah yang sering kali dilakukan oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka merasa diri saleh, lalu kemudian dengan mudah menilai dan menyingkirkan  orang lain, melarang yang lain mendekati orang yang menurut mereka berdosa.

Tindakan seperti ini tidak menghantar orang pada pertobatan melainkan membuat orang semakin jauh dari Tuhan, karena orang tersebut akan merasa dirinya tidak diterima oleh komunitasnya. Sikap diskriminatif tersebut bisa menghalangi kerinduan orang untuk bertobat, karena salah satu aspek yang membuat orang bisa berubah adalah penerimaan dan pengakuan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Namun yang menarik dari bacaan hari ini adalah perjuangan Zakheus untuk bertemu dengan Tuhan. Perjuangan itu yang menghantar Zakheus pada keselamatan. Oleh karena itu, melalui teulisan ini saya mengajak kita untuk merenungkan dua tindakan keselamatan yang terjadi dalam kisah Zakheus.

Tindakan Allah yang menyelamatkan

Yesus dalam Injil Lukas 9: 1-10, berusaha menghancurkan pola pikir dan kebiasaan diskriminatif seperti itu.  Yesus menyapa Zakheus dan bersedia menumpang di rumahnya.  Zakheus, di mata orang-orang di sekitarnya, sebagai orang yang berdosa, “Ia menumpang di rumah orang berdosa” (Luk 19:7). 

Tindakan Yesus merupakan suatu “skandal” besar bagi orang-orang yang melihatnya. “Masa orang seperti Yesus, yang mengaku diri-Nya sebagai Anak Allah, mau mendatangi rumah orang berdosa seperti Zakheus”, (kurang lebih seperti ini ungkapan orang yang bersunggut-sunggut melihat tindakan Yesus).

Namun melalui tindakan tersebut, Yesus menunjukkan bahwa tujuan kedatangan-Nya ke dunia adalah untuk mewartakan karya keselamatan Allah kepada semua orang, tanpa kecuali. Allah menginginkan semua orang mendapatkan keselamatan. Karena itu,  Yesus berusaha menghadirkan wajah Allah, yang mengasihi kepada semua orang dan merangkul kembali orang yang sudah menyimpang dari jalan Tuhan.

Selain itu, keluhan orang-orang yang bersungut-sungut  melihat Yesus menunjungi Zakheus menjadi titik awal permenungan kita untuk memahani alasan lain Yesus mau mengunjungi Zakheus. Karena di akhir perjumpaan itu, Yesus menegaskan bahwa “Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang ini pun anak Abraham” (Luk 19:9).

Pertanyaannya adalah apa yang membuat Yesus mengungkapkan hal tersebut? Apakah keselamatan manusia itu semata-mata tergantung pada tindakan Allah saja? Lalu bagaimana dengan usaha manusia? Pertanyaan ini akan kita temukan dari tindakan Zakheus.

Perjuangan Zakheus agar mendapatkan keselamatan

Perjuangan Zakheus untuk berjumpa dengan Yesus menunjukkan bahwa keselamatan manusia itu tidak hanya bergantung pada tindakan Allah saja melainkan juga pada usaha manusia yang mau menerima kehadiran Tuhan dengan penuh sukacita. Zakheus telah menunjukkan hal tersebut. Walaupun dia dihimpit oleh banyak orang, tetapi tidak menghalangi kerinduannya untuk berjumpa dengan Yesus.

Dia berjuang mencari cara supaya bisa melihat Yesus. Dia kemudian lari mendahului banyak orang dan memanjat pohon ara. Akhirnya perjuangannya tidak sia-sia, dia bisa melihat Yesus. Kita bisa melihat proses perjuangannya berawal dari kerinduan yang mendorongnya untuk mencari dan melalui proses pencarian itu, dia akhirnya bisa berjumpa dengan Yesus.

Kita bisa membayangkan bagaimana perasaan sukacita yang dialami Zakheus ketika melihat Yesus. Sukacita itu semakin bertambah ketika Yesus menyapanya dan ditambah lagi Yesus yang menawarkan diri untuk menumpang di rumahnya. Semuanya itu di luar perkiraan Zakheus yang sudah terbiasa dengan pola pikir bangsanya. Dia merasa terkesima dengan tindakan Yesus sehingga dia tidak mampu berkata-kata, hanya mengikuti apa yang dikatakan Yesus kepadanya. Dia merasa diri orang berdosa yang tidak pantas mendapat kunjungan Yesus.

Namun tindakan Yesus, yang mau mengunjungi rumahnya membuat Zakheus merasa diterima dan akhirnya membuatnya bertobat secara total, “Tuhan setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat” (Luk 19:8).

Ungkapan Zakheus ini menggambarkan titik puncak kesadarannya akan kasih Allah yang melimpah kepadanya. Zakheus akhirnya mampu berbicara setelah terkesima dengan tindakan Yesus yang tidak pernah diduganya. Zakheus akhirnya bertobat dan pertobatan itu memberikan sukacita bagi Tuhan Yesus karena kedatanganya tidaklah sia-sia, Dia diterima oleh Zakheus dengan penuh sukacita.

Dari kisah perjumpaan Yesus dan Zakheus ini, kita mendapatkan gambaran tentang keselamatan, bahwa keselamatan itu akan terjadi kalau manusia mampu bekerja sama dengan Allah. Karena Allah sesungguhnya sangat menginginkan semua manusia mendapatkan keselamatan tetapi keselamatan itu akan terjadi kalau manusia mampu menerimanya.
Previous article
Next article

Leave Comments

Post a Comment

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel