Di Peringatan Bulan Bahasa dan HPS, Kepala SMK Asisi: Tiga Santun yang harus Dimiliki Siswa SMK Asisi
Perayaan Peringatan Bulan Bahasa dan hari Panggan Sedunia SMK Asisi (31/10/2022) |
Jakarta - Di bulan Oktober ini, keluarga besar SMK Asisi
merayakan beberapa momen spesial, mulai dari kegiatan Enotita Cup yang
berlangsung cukup meriah, selama satu pekan, sejak 24 – 29 Oktober, lalu kemudian
dilanjutkan dengan kegiatan bulan Bahasa dan peringatan Hari Pangan Sedunia
(HPS), yang yang dilaksanakan di Aula Sekolah Asisi, Menteng Dalam, Tebet,
Jakarta Selatan pada Senin, (31/10/2022).
Melalui kegiatan Enotita Cup, SMK Asisi ingin memperkenalkan
keberadaan SMK Asisi kepada masyarakat Jakarta, khususnya kepada siswa-siswi
SMP yang ada di wilayah Jakarta, bahwa di SMK Asisi terdapat tiga juruan, yaitu
Jurusan Akuntansi (AKL), jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) dan jurusan
Teknik Sepeda Motor (TSM). Selain itu juga, melalui kegiatan tersebut, SMK Asisi
ingin melatih siswa-siswi untuk bekerja sama dalam menyukseskan sebuah kegiatan
bersama, dimana dalam kegiatan tersebut, siswa-siswi diajak untuk membangun semangat
persaudaraan sebagai satu keluarga.
Lalu kemudian, untuk mengisi peringatan Bulan Bahasa,
SMK Asisi mengadakan beberapa cabang perlombaan, yaitu lomba membaca Puisi,
Lomba Story telling dan lomba Pidato Bahasa Inggris (Speech Contests).
Tiga perlombaan ini diikuti oleh tiga utusan dari setiap kelas dari masing-masing
jurusan, mulai dari kelas X sampai kelas XII.
Melalui perlombaan-perlombaan itu, SMK Asisi ingin memberikan pemahaman kepada siswa-siswi tentang bulan Bahasa, bahwa penetapan bulan Oktober sebagai bulan bahasa karena peristiwa Sumpah Pemuda yang diperingati pada setiap 28 Oktober di setiap tahunnya. Tetapi juga tidak hanya sekadar itu, bahwa peringatan bulan Bahasa mau memberikan pemahaman kepada generasi muda agar mereka membina dan mengembangkan Bahasan Indonesia, memelihara semangat, dan meningkatkan persatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa besar yang sehat.
Hal tersebut ditegaskan oleh kepala SMK Asisi, bahwa
siswa-siswi SMK Asisi harus memiliki kesadaran akan pentingnya menghargai Bahasa
Indonesia sebagai Bahasa Persatuan. Karena pada 28 Oktober 1928, para pemuda
Indonesia sudah berikrar untuk berjuang mempertahankan kesatuan sebagai satu
tanah air, satu Bangsa dan satu Bahasa Indonesia.
“Pada 28 Oktober setiap tahunnya, kita memperingati Hari Sumpah Pemuda. Ada tiga hal yang perlu kita ingat dari momen sumpah pemuda ini, yaitu komitmen, konsisten dan konsekuensi. Tiga hal ini yang dimiliki oleh para pemuda Indonesia pada saat itu. Mereka berkomitmen memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan untuk mewujudkan perjuangan itu, mereka secara konsisten melakukannya serta tidak takut menerima konsekuensi dari perjuangan mereka,” tegas kepala SMK Asisi Bapak Paskalis Doman di hadapan siswa-siswi SMK Asisi.
Selain itu, Bapak Paskalis juga mengingatkan tiga
santun yang harus dimiliki oleh siswa-siswi SMK Asisi sebagai ungkapan
dalam memaknai Bulan Bahasa.
“Dari Bahasa itu, kalian sebagai siswa-siswi SMK Asisi
harus memiliki tiga santun, yaitu santun bertutur kata, santun bertindak dan
santun bersikap,” tegas bapak Paskalis.
Peringatan bulan Bahasa ini disatukan dengan Hari
Pangan Sedunia (HPS) yang sebenarnya dirayakan pada setiap 16 Oktober, sehingga
setelah selesai tiga perlombaan tersebut, dilanjutkan perayaan HPS. Siswa-siswi
diminta untuk duduk melingkar lalu kemudian bersama-sama menikmati makanan lokal seperti jagung
rebus, singkong rebus, ubi rebus, kacang rebus, dan kue-kue tradisional. Makanan-makanan
tradisional ini dibawa oleh masing-masing siswa dari setiap kelas.
Peringatan Hari pangan sedunia awalnya dirayakan oleh
organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1945
dan sejak tahun 1981, ditetapkan pada 16 Oktober sebagai Hari Pangan Sedunia.
Perayaan ini sebenarnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan perhatian
masyarakat akan pentingnya penanganan masalah pangan.
“Kita merayakan peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS)
supaya kita bisa mengapresiasi makanan yang kita dapat. Karena kecenderungan
anda, begitu ada makanan yang tidak suka, langsung diabaikan, bahkan dibuang.
Sementara di luar sana masih banyak orang yang kekurangan makanan (pesan pak
Paskalis),” tegas Bapak Paskalis di akhir
sambutannya. (AD)**
Leave Comments
Post a Comment