Renungan
Harapan Kristen akan Kehidupan Setelah Kematian
Tuesday, November 26, 2019
0
Foto dari www.pixabay.com |
Quote Amor - Kepercayaan kepada cinta Allah sebagai pemberi hidup membangkitkan harapan bahwa kematian itu bukan kata terakhir dalam dialog cinta antara Allah dan manusia, melainkan hanya merupakan sebuah pintu menuju kehidupan baru. Melalui pintu tersebut, manusia memasuki suatu fase baru dari kehidupannya. Fase inilah yang membuat menusia mempunyai harapan untuk memaknai hidup di dunia ini sebagai suatu kesempatan untuk kehidupan setelah kematian. Ciri-ciri harapan Kristen akan kehidupan kekal bisa kita lihat sebagai berikut.
Ciri Dialogal
Dalam Kitab suci, kita akan menemukan harapan Kristen akan hidup abadi, khususnya dalam gambaran tentang Allah yang bersifat dialogal. Kita yakin dan percaya, bahwa Allah adalah Allah orang hidup (Luk. 20: 38) dan Allah itu memanggil manusia, ciptaanNya, dengan namanya masing-masing, karena itu ciptaan yang dikasihi Allah, dengannya Allah telah memulai suatu dialog cinta, tidak dibiarkan binasa, akan dipanggil ke dalam hidup baru.
Maka dalam tradisi Kristen harapan akan hidup abadi tidak timbul dari refleksi antropologis, dari keyakinan bahwa di dalam diri manusia, ada suatu unsur yang menurut dayanya sendiri tidak dapat binasa. Melainkan harapan Kristen timbul dari refleksi teologis, dari keyakinan bahwa Allah yang menciptakan dan mencintai manusia itu tetap setia dan akan memanggil manusia ke dalam suatu hidup baru untuk melanjutkan dialog cinta dengannya.
Maka, baik kita yang masih mengembara di dunia ini maupun mereka yang sudah meninggal dan berada di dalam rumah Bapa, hidup atas dasar yang sama, cinta Allah Tritungal yang memanggil kita dari ketidakadaan ke dalam keberadaan dan akan memanggil kita dari kematian ke dalam kehidupan baru. Sebab itu, kita sangat erat bersatu dengan mereka yang telah meninggal, karena kita semua dirangkul, oleh cinta yang sama.
Dan dalam, cinta kita bisa saling membantu dan membangun. Juga mereka yang sudah meninggal bisa membantu kita, karena mereka tetap mencintai kita dan ingin agar kita menikmati kebahagiaan yang sama seperti mereka. Sebab itu, kepercayaan tradisional tentang para leluhur sebagai sumber kekuatan rohani bagi mereka yang masih hidup di atas bumi ini, tetap berlaku dalam konteks Kristen.
Ciri Menyeluruh
Berdasarkan iman akan penciptaan, harapan Kristen akan hidup abadi bersifat menyeluruh, menyangkut manusia seutuhnya. Bukan hanya sebagian manusia saja yang diselamatkan, sementara sebagian lainnya ditinggalkan, melainkan seluruh manusia sebagai kesatuan jiwa- badan dibangkitkan dan diselamatkan.
Memang badan akan hancur dalam waktu singkat sesudah kematian. Tetapi kita tidak bergantung dari atom-atom tertentu yang membentuk badan kita. Selama kita hidup, materi yang membentuk badan kita diganti terus menerus, namun identitas kita tetap sama berkat daya rohani yang membentuk badan kita. Ada tubuh surgawi dan duniawi, tetapi kemuliaan tubuh surgawi lain daripada kemuliaan tubuh duniawi. … ditaburkan dalam kebinasaan, dibangkitkan dalam ketidakbinasaan. Ditaburkan dalam kehinaan, dibangkitkan dalam kekutan. Yang ditaburkan adalah tubuh alamiah , yang dibangkitkan adalah tubuh rohaniah (1kor. 15;40- 41).
Ada diskusi dalam teologi mengenai saat kebangkitan badan itu terjadi, apakah manusia seluruhnya dibangkitkan pada saat kematiaan ataukah seperti dalam paham tradisional, hanya jiwa langsung dibangkitkan, sedangkan badan dibangkitkan baru pada akhir zaman.
Kita tidak perlu mempersoalkan seluruh diskusi ini. Cukup kalau kita perhatikan; bagaimanapun juga, mereka yang telah meninggal, sekarang sudah ada bersama kristus dalam kemuliaan -Nya, dan mereka sudah menikmati kebahagiaan surga. Akan tetapi kita bisa mengatakan bahwa kebahagiaan itu belum sempurna sebelum akhir zaman, karena kita tidak diselamatkan masing-masing sendirian terpisah dari yang lain, melainkan sebagai persekutuan, dan kebahagiaan kekal itu baru sempurna kalau tubuh Kristus itu lengkap, kalau semua anggota sudah tergabung didalamnya dan saling membahagiakan dalam cinta yang berasal dari Allah.
Dengan ini menjadi jelas bahwa iman kristiani mempercayai bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya. Ketakutan akan kematian harus dimusnahkan karena kita percaya bahwa ada kehidupan kekal setelah kematian. Bahwa disana tidak aka ada lagi penderitaan, yang ada hanyalah sukacita dan kegembiraan.
Oleh :Sdr. Vredigando E. Namsa, OFM
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment