Renungan
Teologi
Belajar Menjadi Sahabat Sejati dari Daud dan Yonatan (1 Sam 18:1-4)
Monday, November 25, 2019
0
Foto dari www.pixabay.com |
Quote Amor - Persahabatan terjadi berawal dari suatu perjumpaan. Dalam perjumpaan itu orang saling mengenal satu sama lain dan mau membangun relasi persahabatan. Orang mau bersahabat karena mempunyai kepercayaan kepada sahabatnya. Dengan kepercayaan itu orang bisa mengorbankan segala sesuatu untuk sahabatnya. Ini merupakan hakikat dari persahabatan di mana orang mau berelasi dengan orang lain karena memiliki kerinduan yang sama, ingin dihargai dan diterima sebagai pribadi yang bisa melindungi satu sama lain. Persahabatan itu juga bisa terjadi karena ada perjanjian. Apabila setiap orang setia menjaga perjanjian tersebut maka persahabatan itu akan bertahan lama, tetapi jika orang tidak bisa menjaga perjanjian itu maka kepercayaan akan hilang dan persahabatan itu akan berakhir dengan pengkhianatan dan permusuhan
Hal yang sama juga akan ditunjukkan dalam 1 Sam 18:1-4 mengenai persahabatan Daud dengan Yonatan. Walaupun ceritanya sangat singkat tetapi persahabatan keduanyan menunjukkan suatu contoh persahabatan sejati yang menjunjung tinggi kesetiaan untuk saling menjaga satu sama lain dari segala macam bahaya. Kepercayaan yang ada dalam diri mereka masing-masing mendorong mereka untuk setia pada perjanjian. Mereka saling mencintai dan melayani satu sama lain sehingga persahabatan mereka bisa bertahan lama. Kisah persahabatan ini merupakan sebuah kisah peralihan sebelum masuk ke dalam kisah mengenai kebencian Saul terhadap Daud. Dalam kisah ini, kita akan melihat bagaimana Jonatan menerima Daud sebagai sahabat.
Yonatan tidak peduli dengan status sosialnya sebagai anak raja tetapi dengan penuh kesadaran, Yonatan membuka diri dan mau bersahabat dengan Daud yang merupakan hanya sebagai pelayan dalam istana raja. Kesediaan Yonatan yang mau bersahabat dengan Daud dibuktikan dengan sikap respeknya kepada Daud. Untuk memahami lebih jauh persahabatan Yonata dan Daud maka dalam tulisan ini akan dibahas mengenai persahabatan mereka berdua, bagaimana dinamika persahabatan mereka dan apa yang mengikat persahabatan mereka berdua.
Kesetiaan Persahabatan Daud dan Yonatan
Daud memulai persahabatan dengan Yonatan ketika Daud pulang dari perang melawan orang Filistin. Dalam pertempuran itu, Daud mengalahkan Goliat dan pulang membawakan kemenangan atas Filistin. Kemenangan Daud melawan Golita dapat dikatakan sebagai ketertarikan awal bagi Yonatan yang mau bersahabat dengan Daud. Karena tidak dikatakan secara eksplisit apa yang menyebabkan Yonatan mau bersabahat dengan Daud. Yonatan begitu terpikat dengan Daud sehingga dia mencintai Daud dengan sepenuh hati serta memberikan dirinya untuk setia kepada Daud. Kita bisa melihat dari kronologi ceritanya bahwa mungkin saja Jonatan terkesan dengan keberanian Daud yang bisa mengalahkan Goliat, tentara Filistin yang sangat kejam dan ditakuti oleh pasukan tentara Israel itu. Atau mungkin saja Yonatan juga terkenan dengan Daud yang saleh, pandai berbicara, dan memiliki perawakan yang elok (bdk 1 Sam 16:18).
Baca juga:
- Yesus Menyangkal Maria sebagai Ibu-Nya?
- Gestur Kemenangan (Keluaran 17:8-13)
- Zakheus Pemungut Cukai : Pentobat Sejati
Persahabatan keduanya merupakan suatu persahabatan sejati yang tercatat dalam sejarah bangsa Israel karena persahabatan keduanya menunjukkan suatu sikap saling menghargai dan saling melindungi dari segala bahaya. Yonatan melindungi Daud dari ancaman ayahnya, Saul. Ketika Saul hendak membunuh Daud. Jonatan memberitahukan kepada Daud tentang niat buruk ayahnya (bdk 1 Sam 19: 1-3). Persahabatan itu kemudian dipererat dan diikat oleh perjanjian antara mereka berdua (bdk 1 Sam 20: 1- 43).
Daud sangat mengasihi Yonatan. Begitu juga dengan Yonatan, (ayat 1). Bukti kasih dari Yonatan, dia memberikan jubah dan perlengkapan perangnya kepada Daud, bahkan ia mengikat perjanjian dengannya (ayat3-4). Ayat 1 mengatakan bahwa Yonatan sangat mengasihi Daud dan jiwanya berpadu dengan jiwa Daud. Kata berpadu merupakan kata Ibrani yang sama dengan yang dipakai untuk mengutarakan kasih Yakub kepada Benyamin (Kej. 44:30). Ayat 3 mengatakan bahwa Yonatan mengikat perjanjian dengan Daud. Tindakan yang disusul dengan pemberian jubah dan persenjataannya kepada Daud (ay. 4).
Persahabatan itu tidak dibatasi oleh status sosial, di mana Yonatan adalah anak seorang Raja sedangkan Daud adalah hanyalah seorang gembala yang sederhana dan pelayan kerajaan (bdk 1 Sam 16: 21). Akan tetapi Jonatan tidak peduli dengan status sosial itu, dia keluar dari statusnya itu dan mau bersahabat dengan Daud, orang sederhana. Sikap Yonatan mengangkat harga diri Daud dengan memberikan pakaian, baju perang dan senjatanya kepada Daud. Dalam pemahaman tradisional Israel, pakaian seseorang dianggap sebagai hampir sama dengan dirinya sendiri. karena itu memberikan pakaian kepada seseorang berarti menyerahkan dirinya sendiri. upacara ini merupakan lambang persahabatan yang sangat akrab. Sikap ini dapat dilihat sebagai suatu penghargaan yang diberikan oleh Jonatan atas keberhasilan Daud.
Ini merupakan nilai peengorbanan dari suatu persahabatan sehingga seorang sahabat tidak akan merasa rugi memberikan sesuatu yang ia miliki kepada sahabatnya, karena kasih yang ada di dalam persahabatan itu lebih besar dari semuanya. Pengorbanan adalah satu hal yang sering dilakukan oleh seseorang untuk membuat sahabatnya itu senang. Ada yang rela mengorbankan waktunya, ada yang rela mengorbankan materi, ada juga yang rela mengorbankan harga dirinya demi persahabatan. Pemberian tersebut menunjukkan suatu makna simbolis. Dengan memberi pakaian dan perlengkapan senjatanya kepada Daud maka Jonatan bersaksi bahwa ia sungguh-sungguh mengasihi sahabatnya itu seperti dirinya sendiri. bahkan ia memberi sebagian dari dirinya kepada sahabatnya.
Makna Perjanjian dari Persahabatan Daud dan Yonatan
Perjanjian Daud dan Yonatan merupakan suatu perjanjian yang mengandung ungkapan kasih yang lahir dari pengalaman perjumpaan di mana dalam perjumpaan itu ditemukan kejujuran, ketulusan dan kesetiaan yang diperoleh dari persahabatan itu. Di sisi lain perjanjian itu mengandung makna politis. Yonatan mengikat perjanjian sebagai tanda pengikat yang menyatakan pemberian kekuasaan. Pemberian jubah dan persenjataan berarti meneruskan kuasa, yang dalam hal ini adalah takhta Israel, kepada orang yang menerima jubah dan persenjataan itu (Bil. 20:24-28; 1Raj. 19:19-21; Yes. 22:21). Yonatan, yang adalah anak raja dan putra mahkota, sekarang menyerahkan wewenangnya atas takhta Israel kepada Daud. Di tengah-tengah persaingan dan perebutan kekuasaan, Yonatan memberikan kuasanya kepada Daud.
Sikap Yonatan ini juga menunjukkan bahwa dia memiliki iman yang teguh dan dengan imannya itu, dia menyadari bahwa Daudlah yang seharusnya menjadi raja. Apakah Yonatan tahu ketika Samuel berbicara kepada Saul bahwa Saul sudah ditolak oleh Allah (1Sam. 15:28). Mungkin saja tetapi sebenarnya dia tidak tahu tentang pengurapan Daud karena peristiwa itu berlangsung secara diam-diam (1Sam. 16:2-3). Iman Yonatan berfokus kepada kehendak Allah. Itulah sebabnya dia merasa sejiwa dengan Daud yang rela berkorban karena gairahnya untuk memuliakan Allah. Itulah juga sebabnya dia rela memberikan otoritasnya sebagai calon raja kepada Daud. Dia tidak menginginkan takhta. Dia menginginkan nama Tuhan dipermuliakan dan kehendak-Nya ditaati.
Persahabatan itu juga memberikan nada prikemanusiaan kepada cerita-cerita berikutnya yang cukup kejam. Daud diselamatkan oleh Yonatan, sahabatnya dari kebencian Saul. Apabila tidak ada Yonatan maka Daud bisa saja mati di tangan Saul yang membenci karena Daud disukai banyak orang. Kehadiran Yonatan sebagai penyelamat mau mengunkapkan bahwa Allah menyertai Daud. Namu ada yang sedikti aneh pada tokoh Yonatan. Dia berpihak kepada Daud melawan ayahnya, Saul, tetapi Yonatan tidak mengikuti Daud ke tempat pengasingan dan Yonatan gugur bersama dengan Saul. Hal tersebut menegaskan bahwa persahabatan mereka mempunyai arti yang mendalam bagi seluruh hidup mereka berdua. Dalam ratapan yang mengharukan (2 Sam 1:26) Daud mengatakan bahwa Yonatan menjadi seperti saudara kepadanya. Persahabatan itu timbul karena cintanya kepada Daud dan hal tersebut kemudian diteguhkan oleh suatu perjanjian.
Tindakan Yonatan menjadi jelas bahwa pada 1 Sam 13:13-14 yang memperlihatkan bahwa kerajaan Saul tidak akan kekal bahkan Allah telah memilih seorang raja yang lebih setia. Selain itu juga mau mengatakan bahwa putra Saul tidak akan menjadi Raja. Dalam pasal 16 diceritakan bahwa Raja yang dipilih Tuhan adalah Daud, anak bungsu Isai. Dengan memberikan pakaian kepada Daud, maka Yonatan secara tidak sadar mau mengatakan bahwa dia ingin memberikan kedudukan sebagai raja kepada Daud untuk menggantikan Saul, bapanya. Jonatan melihat dalam diri Daud ada suatu keberanian dan iman yang teguh walaupun dirinya bukanlah seorang pengecut (bdk 1 Sam 14: 6-15). Oleh karena itu, persahabatan ini mengunkapkan makna pengorbanan dan kesetiaan yang mendalam dari suatu pemberian diri kepada orang yang dipercayakan sebagai sahabat.
Kesimpulan
Persahabatan Daud dan Yonatan merupakan suatu persahabatan sejati yang menjunjung tinggi kesetiaan dan pengorbanan untuk memberi diri untuk melayani satu sama lain. Tentu persahabatan itu terjadi karena merasa cocok atau menemukan hal yang sama dalam diri sahabatnya. Daud merasa terima oleh Yonatan dan juga sebaliknya, Yonatan juga merasakan hal yang sama. Hal tersebut diungkpakan pada ayat 1 bahwa Jonatan mengasihi Daud seperti jiwanya sendiri. Yonatan bersikap demikian karena dia menemukan kasih dalam diri Daud.
Cinta dan kepercayaan Yonatan kepada Daud mendorong Yonatan memberikan segala yang dimilikinya kepada Daud. Dia memberikan pakaian dan perlengkapan perangnya kepada Daud. Sikap Yonatan ini mempunyai makna simbolis. Di satu sisi Yonatan menyerahkan pakaian dan perlengkapan perangnya kepada Daud karena dia mengasihi Daud, tetapi di sisi lain, sikap pemberian itu mengandung makna politis yaitu Yonatan menyerahkan wewenangnya atas tahta Israel kepada Daud. persahabtan mereka berdua kemudian diteguhkan oleh suatu perjanjian untuk tetap menjaga persahabatan itu selama-lamanya.
Oleh Albertus Dino
Daftar Pustaka
McCarter, P. Kyle. 1 Samuel: A New Translation with Introduction, Notes & Commentary. America: Doubleday & Company, inc, 1980.
Madjelis Agung Wali-Wali Geredja di Indonesia. Kitab-kitab Sedjarah 1 Sjamuel. Radja-Radja, Ende: Nusa Indah, 1963.
Lembaga Alkitab Indonesia. Kitab Suci Perjanjian Lama 1. Ende: Nusa Indah, 2011.
Rothlisberger, H. Tafsir Alkitab, 1 Samuel. Bandung: P. D. Grafika, 1969.
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment