Cerpen
Novel
Sastra
Harga Sebuah Kepercayaan (dari Novel Tere Liye)
Wednesday, November 13, 2019
1
Foto dari www.pixabay.com |
Oleh : Albertus Dino
Quote Amor - Saya tertarik untuk mengulas kisah cinta Jim dan Nayla yang dikisahkan dalam Novel “Harga Sebuah Percaya,” yang ditulis oleh Tere Liye. Novel ini diterbitkan oleh Mahaka Pubhlising (imprint Republika Penerbit) pada tahun 2017. Tere Liye menulis alur kisahnya sangat menarik dan mudah dipahami. Saya tertarik pada ulasannya yang menyentuh hati para pembaca (paling tidak saya yang sudah membacanya).
Dalam Novel tersebut, Liye menampilkan Jim dan Nayla sebagai sepasang kekasih yang terjebak dalam kegilaan akan cinta. Bagi Jim dan Nayla, cinta adalah harga mati, hanya satu dan menutup segala kemungkinan untuk mengambil pilihan lain selain berpasrah pada satu cinta itu. Nayla memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena cinta sejatinya dihalangi oleh pilihan orang tuanya yang menjodohkan dia dengan orang lain, ditambah lagi berhadapan dengan kekasihnya yang tidak berani bertindak untuk mengambil langkah dalam menghadapi situasi tersebut, sebagai bukti cintanya kepada Nayla. Pada hal Nayla sudah meminta kepada Jim untuk segera menjemputnya dan lari ke tempat lain supaya mereka bisa hidup bersama tetapi Jim tidak berani mengambil resiko. Jim terlalu pengejut untuk menunjukkan cintanya kepada Nayla.
Setelah kepergian Nayla untuk selamanya, Jim menutup dirinya, tidak mau “move on” dari cintanya kepada Nayla seumur hidup, Jim selalu dihantui oleh kesedihan akan kepergian Nayla. Dia meratapi kepergian Nayla seumur hidupnya dan menutup diri dengan kehadiran cinta yang lain. Cintanya hanya untuk Nayla. Hal tersebut membuatnya menderita seumur hidup. Jim terlalu percaya pada ungkapan yang mengatakan bahwa setiap kehidupan ditakdirkan memiliki satu cinta sejati. Namun Jim tidak menyadari bahwa cinta adalah kata kerja, dan sebagai kata kerja jelas ia membutuhkan tindakan-tindakan, bukan sekedar perasaan yang hanya dipendam begitu saja.
Cinta Jim dan Nayla meninggalkan luka dan kenangan pilu
Kisah cinta Jim dan Nayla berawal dari perjumpaan mereka di pesta pernikahan Marguireta dengan Rasyid, orang Negeri Seberang. Dalam pernikahan itu, Nayla hadir sebagai teman dekatnya Rasyid. Sedangkan Jim hadir sebagai sahabat Marguireta. Jim diminta untuk memainkan biola di depan para tamu yang hadir. Hal ini memang sering dilakukan Jim di setiap pesta pernikahan.
Penampilan dan kelihaian Jim memainkan biola menarik perhatian Nayla sehingga Nayla menjadi jatuh cinta pada Jim. Namun sebenarnya Jim juga secara diam-diam sudah mengagumi kecantikan Nayla ketika Nayla memasuki ruang pesta pernikahan tersebut. kehadiran Nayla memberikan daya maknet yang kuat bagi Jim sehingga dia merasa seperti baru saja memindahkan sepuluh bukit. Jim tak mampu menatap langsung mata indah Nayla. Tubuh Jim menciut ketika tangannya bersentuhan dengan jemari-lembut halus gadis itu.
Ketika Jim selesai memainkan biola dan kembali ke tempat duduknya, Nayla datang dan memujinya serta meminta Jim untuk mengajarkannya memain biola. Permintaan Nayla membuat jantung Jim semakin berdebar dan seakan seperti berdenting dawai yang menyanyikan lagu indah penuh harapan. Perjumpaan itu meninggalkan rasa rindu dan harapan penuh agar bisa berjumpa lagi dengan Nayla. Harapan tersebut kemudian terjawab ketika dia mendapat surat dari Nayla, entah apa isinya tetapi surat itu membuat Jim menjadi sangat bahagia dan sejak saat itu mereka selalu berjumpa di taman kota yang telah menyimpan sejarah cinta sejati dari sepasang kekasih di ratusan tahun yang lalu, yang akhirnya memutuskan mengakhiri hidup dengan meminum racun, supaya bisa meninggal bersama kekasihnya yang telah meninggal karena sakit berat.
Baca juga :
- Satu harapan bisa mengubah seluruh dunia
- Di Persimpangan Jalan itu
- Film Bumi Manusia: Cinta Mengubah Segalanya
Jim dan Nayla mempunyai kerinduan yang sama agar selalu bersama. Mereka berjumpa, pertama-tama satu kali seminggu, lewat beberapa minggu menjadi dua hari sekali, lepas sebulan meningkat menjadi setiap hari. Nayla meminta kepada orang tuanya supaya bertahan di kota itu untuk belajar, namun itu hanyalah alasan supaya dia bisa bertemu dengan Jim. Nayla ingin selalu berada di samping Jim, mendengarkan Jim memain biola dengan penuh perasaan. Dan itu membuat Nayla merasa tenang dan damai berada di sampingnya. Mereka selalu bertemu di taman kota. Kadang mereka bercenkerama melempari burung dengan remah-remah roti, berjalan-jalan berdua berbingkaikan rembulan bundar menyusuri trotoar. Atau sekadar menatap lalu-lalang orang-orang bergegas di bawah rimbunan larik cahaya matahari pagi.
Hubungan mereka terlampau mendalam sehingga mereka tidak lagi memikirkan konsekuensi dari kata-kata yang dikeluarkan dari mulut mereka. Ketika mereka berdua mengunjungi kapel tua di bukti dekat taman itu, mereka saling mengungkapkan janji untuk hidup sehati dan sejiwa seumur hidup. Janji tersebut diuji pada saat mereka dihadapkan pada suatu situasi yang menuntut tindakan pembuktian cinta tersebut. Namun janji itu menjadi hilang maknanya ketika cinta membutakan mata mereka untuk menafsirkan perasaan menjadi tindakan.
Dengan demikian hubungan mereka terlampau singkat dan terlalu cepat, tetapi bagi mereka yang sedang dimabuk cinta, tidak ada istilah cepat atau lambat. Semuanya tentang perasaan. Apalah artinya sebulan jika seseorang sedang riang bercengkeraman dengan sang kekasihnya, berlalu bagai sedetik. Sebaliknya, apalah artinya sedetik kalau seseorang sedang pilu merindu pujaan hati, terasa bagai seabad.
Perbedaan status tidak memadamkan cinta sejati
Nayla adalah seorang gadis dari keluarga bangsawan dari Negeri Seberang yang bermartabat, kaya raya dan memiliki pengaruh besar di Anak Benua. Sedangkan Jim adalah seorang pemuda yatim piatu, miskin papa, dibesarkan oleh kasih sayang para dermawan, tak perpendidikan dan hanya satu kelebihannya, bisa bermain biola dengan indah dan kemampuannya itu mampu memikat hati banyak orang, khususnya para gadis. Dan karena itu, Nayla menjadi jatuh cinta dan tak mampu membendung lagi rasa cintanya kepada Jim.
Namun hubungan mereka tidak mendapat restu dari keluarga Nayla. Mereka tidak mau merelakan anak mereka hidup dan menikah dengan orang yang tidak sekelas dan sederajat dengan status mereka. Namun cinta Jim dan Nayla tidak pernah memikirkan itu. cinta telah menyatukan mereka dan mengalahkan segala pertimbangan tersebut. Mereka berdua sudah tergila-gila, karena cinta telah memabukkan mereka sehingga tidak lagi memikirkan status sosial yang seringkali menjadi pertimbangan banyak orang, termasuk orang tua Nayla. Nayla dan Jim telah melampaui semuanya itu.
Namun karena peraturan keluarga membuat kisah cinta mereka akhirnya harus berakhir dengan kesedihan. Nayla dipaksa pulang ke Negerinya karena ibunya meninggal dunia. Sedangkan Jim tersiksa karena rindu mengenang saat-saat bersama dengan Nayla di taman kota. Perpisahan ini adalah awal dari duka dan nestapa dalam kisah cinta mereka berdua. Sebelum Nayla pergi, dia meminta Jim untuk berjanji agar selalu mengirim surat kepadanya. Jim pun berjanji akan selalu mengirimkan surat kepada Nayla dan suatu saat akan datang untuk meminang Nayla. Namun semuanya itu hanyalah kata yang berbunyi seperti gong yang gemerincing. Jim tidak berani untuk menepatinya karena tidak mampu melawan ketakutan dan kecemasannya pada peraturan keluarga Nyala. Hal itu terjadi ketika Nayla dalam suratnya meminta Jim segera menjemputnya untuk lari ke tempat yang jauh agar mereka bisa hidup bersama selamanya.
Nayla meminta Jim demikian karena dia dijodohkan oleh orang tuanya dengan pemuda dari kaumnya. Jim tidak berani mengikuti permintaan tersebut. Dalam surat balasanya, Jim menyampaikan keluhan-keluhan dan kepengecutannya kepada Nayla karena takut dengan resiko yang akan mereka terima kalau mengikuti permintaan Nayla. Resikonya sangat besar, nyawa menjadi taruhan. Ketidakberanian Jim membuat Nayla semakin menderita dan memutuskan untuk mengakhiri hidup, lebih baik mati daripada hidup dengan orang yang tidak dicintainya. Selain itu juga karena Nayla mempunyai perasaan cinta yang begitu besar kepada Jim sehingga dia berani melawan aturan orang tuanya. Nayla lari dari rumahnya dan mendatangi Jim di kotanya. Namun kedatangannya ini bukan untuk hidup bersama jim tetapi Nayla ingin membuktikan kepada Jim bahwa dia sangat mencintainya dan mengucapkan perpisahan untuk selamanya. Nayla membunuh diri dengan meminum racun di kota tempat tinggal Jim.
Kepergian Nayla meninggalkan penyesalan seumur hidup bagi Jim, menyesal karena tidak berani melawan keputusan orang tua Nayla dan takut menghadap resiko yang akan diterimanya. Namun semuanya itu telah terjadi dan penyesalan kemudian tak ada gunanya. Penyesalan hanya akan meninggalkan luka batin seumur hidup. Perpisahan dengan Nayla menjadi awal pertualangan hidup Jim selanjutnya. Dia kemudian meninggalkan kota kelahirannya dan memulai “dongeng” hidupnya, mengikuti kapal Pedang Langit menuju tanah Harapan. Jim terpilih oleh sang penandai, pembuat dongeng, (saya akan mengulas secara terpisah nanti tentang bagaimana peran sang penandai bagi petualangan Jim menuju tanah Harapan).
Kepergian Nayla tepat pada hari bersejarah yang selalu dikenang oleh orang-orang yang ada di kota tersebut. Setiap tanggal tujuh, bulan tujuh, pukul tujuh pagi. Hari penting yang menyimpan sejarah ratusan tahun. Mengenang sepasang kekasih yang pertama kali menginjakkan kaki di kota itu, yang membangun rumah pertama, menanam bulir-bulir gandum pertama, menumbuhkan batang-batang anggur pertama, berternak puluhan domba, beranak-pinak. Pendiri kota ini. Tepat pada hari itu, dua ratus tahun silam, seorang lelaki memutuskan bunuh diri saat kekasihnya meninggal karena uzur dalam pelukannya di atas ranjang. Bagi sepasang kekasih abadi tersebut, kehidupan berakhir mana kala yang lain meninggal.
Hidup bersama berarti harus mati bersama juga. Peristiwa tersebut terjadi kembali ketika sepasang kekasih tak mampu menahan kekuatan cinta yang mengalir pada diri mereka. Hari setelah lebih dua ratus tahun lamanya siklus itu tidak pernah singgah lagi. Hari ini akhirnya siklus itu kembali. Mengambil janji yang pernah diucap. Hari ketika takdir kisah ini datang menjembutnya.
Anda harus membaca sendiri Novelnya, Harga Sebuah Percaya, Karya Tere Liye.
Previous article
Next article
Write a novel in 10 weeks? This is going to need some help and so I turned to a module in my course called exactly that! อ่านนิยาย
ReplyDelete