Ads Right Header

Hosting Unlimited Indonesia
Cloud Hosting Indonesia

Revolusi Pergerakan Benda-benda Langit

Revolusi Pergerakan Benda-benda Langit
Quote Amor - Dalam pengantar itu, Osainder menggambarkan situasi intelektual pada saat itu bahwa banyak orang yang tidak sependapat dengan Copernicus, khususnya para cendikiawan. Mereka merasa tersinggung dengan laporan mengenai hipotesis baru itu, yang menyatakan bumi itu bergerak dan matahari diam di pusat alam semesta. 

Hipotesis baru tersebut membuat Copernicus dikritik dan disalahkan oleh para teolog yang sudah lama menerima teori geosentik yang memandang bumi berada di pusat alam semesta. Namun Osainder berusaha untuk mempertahankan teori heliosentrik Copernicus dengan mengajak para pembaca untuk melihat secara cermat dan teliti terhadap hipotesis baru tersebut. 

Dukungan Osainder diungkapkan dalam pengantar tersebut dengan menyatakan bahwa hal tersebut merupakan tugas dari seorang astronomiwan untuk menyusun sejarah pergerakan benda-benda langit melalui kajian cermat yang kemudian memahami dan menghipotesisikannya.

Menurut Osainder sebuah hipotesis itu tidak perlu benar, melainkan sebaliknya cukuplah hipotesis itu menyediakan sarana kalkulasi yang sesuai dengan observasi. Oleh karean itu, Osainder menawarkan teori sebagai alat hitung dan tidak perlu ditafsirkan sebagai pernyataan tentang kebenaran alam. Hal tersebut diungkapkan Osainder dalam pengantar tulisan Copernicus dengan mengusulkan kepada para pembaca untuk melihat teori baru yang diusulkan oleh Copernicus sebagai hipotesis matematis belaka. 

This artist is markedly outstanding in both of these respect: for it is not necessary that these hypotheses should be true, or even probably; but ti is enough if they provide calculus which fits the observation.

Teori itu hanya sebagai hipotesis matematis belaka yang digunakan untuk meramalkan dan menghitung pergerakan benda-benda langit dan tidak perlu menerimanya sebagai bentuk teori yang benar tentang struktur alam semesta. artinya bahwa orang tidak perlu mencari bahwa apakah hipotesis itu benar atau tidak tetapi cukup dengan menyediakan kalkulasi yang cocok dengan observasi itu.

Tawaran Osainder ini kemudian dianggap oleh Yohanes Kepler sebagai pengkhianatan terhadap teori heliosentrik Copernicus karena tidak sesuai tujuan yang hendak dicapai oleh Copernicus. Osainder coba memahami teori Copernicus hanya sebagai hipotesis matematis untuk menghitung pergerakan benda-benda langit tetapi bukan sebagai paparan yang benar tentang alam semesta.

Sedangkan Copernicus sendiri sebagai pribadi realistis berusaha menunjukkan bahwa teorinya benar tentang alam semesta dan teori itu bukan hanya sebagai sarana perhitungan matematis untuk meramalkan pergerakan benda-benda langit. Teori tersebut merupakan model yang benar untuk alam semesta dan model ini adalah hasil dari observasi yang dilakukannya tentang pergerakan benda-benda langit yang dapat dihubungkan dengan pergerakan bumi. Pernyataan itu termaktub dalam pengantar Copernicus kepada Paus Paulus II.

“I relize that the conception of the philosopher are placed beyond the judgement of the crowd, because it is his loving duty to seek the truth in all things, in so far as God has granted that to human reason.” 

Copernicus menyadari bahwa tugas dari para filsuf adalah mencari kebenaran dalam segala sesuatu karena Tuhan telah memberikan kemampuan penalaran kepada manusia.

Dari penjelasan di atas dapat ditemukan sesuatu yang baru dari pemikiran Copernicus. Dia menyatakan bahwa para ahli matematika masih meragukan tentang pergerakan matahari dan bulan. Mereka tidak dapat menunjukkan atau mengamati peningkatan peredaran tahun. Kemudian dalam pengaturan pergerakan matahari dan bulan serta peredaran bintang-bintang. 

Meskipun mereka meletakan beberapa kebenaranya dalam lingkaran homosentrik yang menunjukkan bahwa variasi pergerakan yang berbeda itu bisa disusun seperti lingkaran. Namun mereka belum mampu menyusun segala sesuatu dengan pasti bahwa sepenuhnya sesuai dengan fenomena. Dengan pertimbangan itu, Copernicus menyatakan bahwa tulisannya tidak pantas dinilai oleh orang biasa (awam) dan orang yang layak menilai karyanya adalah para ahli yang setara dengannya (para filsuf dan para matematikawan). Hal tersebut diungkapkannya pada akhir pengantarnya, “Mathematic is written for mathematicians.” 

Tanggapan Kritis

Saya menemukan dua problematik mengenai gagasan heliosentrik yang ditawarkan Copernicus. Pertama berkaitan dengan dinamika pergerakan benda-benda langit. Apabila bumi bergerak semestinya dapat melihat efeknya. Misalnya batu yang dileparkan ke atas, seyoganya batu itu jatuh ke belakang karena beberapa waktu itu bumi sudah berputar. Kedua, keberatan dari filsatat dan agama yang masih percaya pada teori geosentis.

Teori Copernicus menghancurkan aspek agama filsafat, misalnya dalam astrologi yang percaya bahwa perilaku bintang maupun planet dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Lebih jauh lagi, ajaran Gereja yang sudah lama menghubungkan tafsir Alkitab dengan konsep geometis Aristoteles.

Akhirnya Copernicus menilai astrologi itu sangat keliru. Gagasan Copernicus menjadi pintu masuk untuk mengubah tatanan lama tentang pergerakan benda-benda langit. Gagasan Copernicus juga mendorong para ahli selanjutnya untuk meneliti dan membuktikan teori itu, sehingga pada akhirnya teori heliosentrik diakui secara umum.

Oleh Albertus Dino

Daftar Pustaka

Hermawan, C. Sri, Sutyoko. Revolusi Fisika: Dari Alam Gaib ke Alam Nyata. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2004.

Previous article
Next article

Leave Comments

Post a Comment

Ads Atas Artikel

Ads Tengah Artikel 1

Ads Tengah Artikel 2

Ads Bawah Artikel