filsafat
Headline
Mengenal Hinduisme
Saturday, December 17, 2016
0
Quote Amor - Hinduisme menyumbangkan dan menambah kekayaan refleksi filsafat yang sangat mendalam. Namun untuk sampai pada pemahaman akan refleksi filsafatnya, maka orang harus terlebih dahulu mengerti dan memahami apa itu Hindusme dan bagaimana penghayatan orang-orang yang memegang paham dan aliran tersebut. Oleh karena itu, dalam tugas ini saya akan membahas mengenai asal-usul Hindu, kitab suci Hindu, kasta dalam Hindu, dan catur ashrama.
Asal-usul Hindu
Banyak orang percaya bahwa Hinduisme tindak memiliki tokoh pendiri dan sumbernya merujuk pada masa lampau yang lebih lama dari agama mana pun. Menurut R. Antoine, sangatlah sulit mendefinisikan Hinduisme, karena Hinduisme bukanlah satu agama dengan syahadat tunggal yang harus dipatuhi oleh semua orang. Hinduisme lebih dikenal sebagai hail perkembangan dari percampuran berbagai unsur agama berbeda-beda tetapi sebagai satu keluarga.
Keragaman India secara geografis dan bahasa telah membentuk Hinduisme dalam berbagai warna lokal yang beragam, namun disatukan dalam keyakinan pada vaidika dharma. Para penulis weda dikenal sebagai “Arya” (Noble). Dalam literatur Barat, kata”Arya” berubah menjadi “Aryans”. Selama lebih dari satu abad, secara umum diasumsikan bahwa para Aryan yang berkulit kuning langsat datang dan menyerang penduduk asli India pada 1500 SM sebagai pemeluk dan penduduk. Asa-ususl para Aryan menjadi perdebatan, karena bukti arkeologi sulit ditemukan, hanya ada afilasi bahasa yang mengindikasikan kesamaan di Ukraina, Persia, Turki, Yunani dsb.
Ada tiga unsur yang menjadi asal-usul hinduisme, yaitu pertama, teks tertua dari Rig-Weda. Dalam teks ini tidak adanya migrasi bangsa-bangsa tetapi banyak kisah perang dan penaklukan melawan suku-suku barbar. Kedua, tradisi-tradisi dari pnduduk asli India, yaitu suku-suku adivasi (pribumi), dan ketiga, budaya Dravida yang sangat ta dan berkembang di India.
Kitab suci Hindu
Veda merupakan sumber utama Hinduisme. Tradisi ajaran veda dikenal sebagai “sruti” artinya ajaran yang diperoleh melalui pendengaran (wahyu). Selama rubuan tahun, ajaran ved diturunkan secra lisan dan menghafal merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh pengetahuannya. Dulunya, ajaran veda hanya diberikan kepada para Rshi, arif-bijaksana dalam bentuk suara. Veda juga mencakup banyak hal yang secara teknis disebut smrti, yakni apa yang diingat, yang dipakai untuk merinci serta menjelaskan komuniksi sruti yang seingkali masih sama atau tidak jelas.
Kata veda mencakupi dua arti, yaitu dalam arti luas, mencakup keempat samhitas (Rig-Veda, Yajur-Veda, Sama-Veda, dan Atharva-Veda). Setiap Veda terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian Brahmanas yang menjelaskan tentang upacara dan mitologi; bagian Aranyakas merupakan teks dari hutan Aranyaka; dan bagian Upanishads.
Dalam arti sempit, veda hanya terdiri atas keempat kitab samhitas yang harus dimengerti sehubungan dengan ritual kurban (yajna) menurut kitab veda. Veda bukan merupakan sejarah atau ajaran suci, juga bukan catatan pengalaman-pengalaman religious personal, tetapi lebih sebagai sebuah unsur esensial upacara kurban yang berdasarkan pada tradisi veda.
Dalam arti sempit, veda hanya terdiri atas keempat kitab samhitas yang harus dimengerti sehubungan dengan ritual kurban (yajna) menurut kitab veda. Veda bukan merupakan sejarah atau ajaran suci, juga bukan catatan pengalaman-pengalaman religious personal, tetapi lebih sebagai sebuah unsur esensial upacara kurban yang berdasarkan pada tradisi veda.
Di samping itu, kata smrti juga mempunyai dua arti, yaitu dalam arti sempit, terdiri dari dharmasastra, yakni teks yang menjelaskan secara rinci tentang kewajiban dan hak untuk umat Hindu menurut status mereka. Sedangkan dalam arti yang lebih luas, smrti mencakupi Itihasa-purana, Epos Ramayana dan Mahabharata, bersama-sama denga 18 puranas, slain mengandung mitologi dan legenda, juga berurusan dengan tingkah laku yang benar dari pengikut berbagai jalan spiritual. Itihasa-Purana adalah dasar bagi berbagai agama yang berkembang di masa pasca-Veda.
Kasta dalam Hindu
Dalam Hindu dikenal empat golongan sosial, yaitu pertama, Brahmana (Religius) yang bertugas sebagai penjaga tradisi suci. Brahmana berisi pengetahuan Veda dan upacara yang diperlukan untuk membentuk masyarakat yang baik. Kedua, Kshartiya (kaum bangsawan) bertugas sebagai penegak hukum, membela Negara dengan kekuatan fisik dan keberanian, serta melindungi warga masyarakat.
Ketiga, Vaisya (masyarakat kelas menengah) yang merupakan tulang punggung masyarakat, mengerakkan ekonomi, pertanian, perdagangan, pengrajin, yang menghasilkan uang dan kekayaan. Keempat, Sudra (pelayan ketiga kelas di atas, mereka tidak menerima inisiasi tetapi bagian dari masyarakat) merupakan kelompok besar masyarakat yang tidak bermilik, abdi dan pekerja kerar. (A/D)
Ketiga, Vaisya (masyarakat kelas menengah) yang merupakan tulang punggung masyarakat, mengerakkan ekonomi, pertanian, perdagangan, pengrajin, yang menghasilkan uang dan kekayaan. Keempat, Sudra (pelayan ketiga kelas di atas, mereka tidak menerima inisiasi tetapi bagian dari masyarakat) merupakan kelompok besar masyarakat yang tidak bermilik, abdi dan pekerja kerar. (A/D)
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment