Puisi
Sastra
Setiap hembusan nafasku
Ada harapan akan kehadiranmu.
Detik, menit, dan jam telah menjadi saksi,
Kisahku menantimu
Menanti sapaan manismu yang selalu kaubiasakan.
Aku sungguh merasa, sapaanmu selalu menyimpan
Serpihan cinta tentang kedekatan kita.
Namun kisah-kisah selalu berujung pada tetesan air mata
yang mengandung arti, yang menjadi tanda cinta
dan kerinduanku tak terbalas
Aku tahu aku salah
Kecanduanku mencintaimu membuat aku lupa
Arti dari perjalananku setiap hariku
Walaupun tak bersamamu….
Mimpi waktu itu
Aku tidur tetapi hatiku bangun
Kekasihku mengetuk pintu, menjerit penuh harap
Agar kami saling bersua layaknya sepasang kekasih.
“Bukalah pintu sayangku,” pintanya
Hatiku pun berdebar kencang
mengundangku bergegas membuka pintu
Tanganku penuh gairah saat meraih daun pintu
“Sayang, aku datang membukakan pintu,” jeritku
Tapi sayangnya kekasihku sudah pergi,lenyap.
Rasanya aku disakiti, ketika ia menghilang
Dan aku menjerit dalam kerintihan rindu
Dan kuberusaha kembali ke dunia nyataku
Ah, ternyata ini cuma mimpi
Pohon Tua
Kuteringat kisah sepuluh tahun yang lalu
Aku selalu bernaung sambil berimajinasi.
Di bawah rindangnya dedaunan yang menghiasi pohon tua itu
Banyak kisah saat jiwa ini bertepi di bawah teduhan pohon tua itu
Kesejukan dan pancaran keindahan menyimpan banyak kenangan
yang tak terucap, saat aku dan kamu saling memuja dan memuji
Akan keindahan pohon tua itu
Terima kasih kuakan selalu menyimpan kenangan kita
Nusa Dua, 01-Juli-2020
Sr. Yulita SFSC
Kisah yang selalu berujung pada tetesan air mata
Sunday, July 5, 2020
0
Foto dari pixabay.com |
Ada harapan akan kehadiranmu.
Detik, menit, dan jam telah menjadi saksi,
Kisahku menantimu
Menanti sapaan manismu yang selalu kaubiasakan.
Aku sungguh merasa, sapaanmu selalu menyimpan
Serpihan cinta tentang kedekatan kita.
Namun kisah-kisah selalu berujung pada tetesan air mata
yang mengandung arti, yang menjadi tanda cinta
dan kerinduanku tak terbalas
Aku tahu aku salah
Kecanduanku mencintaimu membuat aku lupa
Arti dari perjalananku setiap hariku
Walaupun tak bersamamu….
Mimpi waktu itu
Aku tidur tetapi hatiku bangun
Kekasihku mengetuk pintu, menjerit penuh harap
Agar kami saling bersua layaknya sepasang kekasih.
“Bukalah pintu sayangku,” pintanya
Hatiku pun berdebar kencang
mengundangku bergegas membuka pintu
Tanganku penuh gairah saat meraih daun pintu
“Sayang, aku datang membukakan pintu,” jeritku
Tapi sayangnya kekasihku sudah pergi,lenyap.
Rasanya aku disakiti, ketika ia menghilang
Dan aku menjerit dalam kerintihan rindu
Dan kuberusaha kembali ke dunia nyataku
Ah, ternyata ini cuma mimpi
Pohon Tua
Kuteringat kisah sepuluh tahun yang lalu
Aku selalu bernaung sambil berimajinasi.
Di bawah rindangnya dedaunan yang menghiasi pohon tua itu
Banyak kisah saat jiwa ini bertepi di bawah teduhan pohon tua itu
Kesejukan dan pancaran keindahan menyimpan banyak kenangan
yang tak terucap, saat aku dan kamu saling memuja dan memuji
Akan keindahan pohon tua itu
Terima kasih kuakan selalu menyimpan kenangan kita
Nusa Dua, 01-Juli-2020
Sr. Yulita SFSC
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment