Humaniora
Refleksi
Renungan
Mari dan Lihatlah, Tanah Papua yang penuh Cinta Kasih
Tuesday, May 26, 2020
0
Frater Simon Welerubun, OSA |
Quote Amor - Dalam iman Kristiani, hukum cinta kasih sangat ditonjolkan dalam hidup bersama. Hukum cinta kasih adalah keutamaan iman, yang dengannya kita (manusia) mengasihi Allah di atas segala sesuatu dan mengasihi sesama seperti diri kita sendiri (Katekismus Gereja Katolik. Art. 388 hal. 134). Hukum cinta kasih ini menjadi pokok utama yang perlu dibalut dalam hati setiap manusia sebagai dasar untuk memperoleh hidup, inspirasi dan keteraturan. Cinta kasih itu tidak hanya sekadar kata-kata tetapi harus diungkapkan dalam perbuatan dan tindakan konkret (bdk. 1Kor 13;1-3).
Hukum cinta kasih menjadi hukum utama yang merangkul hukum-hukum yang lain (termasuk hukum sipil). Cinta kasih dapat dilihat dalam ungkapan Yesus sendiri bahwa “Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Ef. 4:32).
Cinta Kasih Menjiwai Orang Papua
Setiap orang memiliki ciri khas dalam budayanya tersendiri. Atau dapat dikatakan budaya menjadi identitas diri dari setiap orang yang menghayati nilai-nilai kemanusian dalam suku tertentu. Dalam kebudayaan orang Papua, cinta kasih, nampaknya memiliki ciri khas tersendiri, yang dapat dimaknai dari salah satu syair lagu ciptaan Frengky Sailatua, “hitam kulit, keriting rambut, aku Papua.”
Namun, orang seringkali mengasosiasikan syair lagu tersebut sebagai sesuatu yang negatif tentang orang Papua. Dalam perspektif mereka, orang Papua diidentik dengan ungkapan bahasa kasar seperti, orang Papua itu “jahat”, “suka buat onar”, “suka mabuk-mabukan” dan yang lebih lagi ketika ada ungkapan yang mengatakan bahwa, orang Papua tidak pernah berkembang (maju) karena ketertinggalan zaman.
Cara berpikir seperti ini menunjukkan bahwa orang-orang tersebut belum mengenal orang Papua secara utuh. Mereka masih berada pada “kubangan pikiran” yang tidak bisa melihat bahwa banyak orang Papua yang cerdas, dan juga banyak orang yang berasal dari berbagai daerah bisa tinggal dan hidup di tanah Papua. Kenyataan itu sudah menunjukkan kontradiksi dengan stereotip di atas. Keberadaan orang-orang dari berbagai daerah di Papua menunjukkan bahwa orang Papua memiliki semangat kepedulian dan cinta kasih kepada siapa pun tanpa memandang perbedaan.
Orang Papua membuka diri untuk siapapun yang datang dan hidup di tanah Papua, tanpa melihat dari segi budaya, ras, dan agama. Hal tersebut menunjukkan bahwa tanah Papua sudah menjadi ladang cinta kasih di mana, orang Papua telah menyiapkan banyaknya lahan untuk siapa saja yang berhati dan berniat baik untuk membangun Papua sebagai tanah damai. Dengan demikian stereotip yang negatif tentang orang Papua seharusnya dihindarkan, karena anggapan tersebut tidak sesuai dengan realitas yang terjadi di Tanah Papua.
Perlu pengolahan Perspektif
Pengolahan perspektif merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk membangun hidup bersama. Pengolahan tersebut membentuk dan menghantar setiap orang untuk tidak semata-mata menilai budaya dan kehidupan orang lain hanya berdasarkan pada pola pikir sepihak. Pengolahan perpektif ini, haruslah menjadi titik terang dalam membangun cinta kasih yang bersifat solidaritas dalam hidup berbudaya. Orang harus mampu saling menerima, saling menghormati, dan saling mendukung dalam nilai-nilai kebudayaan. Cara-cara tersebut akan menciptakan kehidupan bersama yang harmonis dan sejahtera.
Dengan demikian, pengolahan “perspektif” merupakan salah satu yng dibutuhkan dalam membangun kehidupan bersama dengan orang lain. Kehidupan itu harus berlandaskan pada sikap saling menghargai satu dengan yang lain. Kalau sebelumnya kita mengenal yang lain dari cerita orang dan cerita itu tidak menjadi satu-satunya untuk menilai keberadaan orang dan budayanya. Cerita itu seharusnya mendorong kita untuk mengenalnya lebih jauh sehingga cara berpikir kita menjadi lebih jelas dan holistik.
Oleh :Fr. Simon Welerubun. OSA
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment