Paskah
Puisi
Salib
Sastra
SALIB
Di kala penghakiman nampak di depan mata
Engkau merenung dalam hati
Apa salah dan dosaku?
Tak ada tangisan yang kudengar
Apa lagi pembelaan,
yang ada hanyalah cemo’ohan
Caci maki bahkan diludahi
Sungguh inilah yang harus kujalani
Disiksa tanpa dosa
Dihina tanpa salah
Dicaci maki tanpa ampun.
“Ya Bapa, kalau boleh
Biarlah Piala ini
Berlalu dari pada-Ku,
Tapi ini bukan kehendak-Ku,
Kehendak-Mulah yang terjadi,”
Ujar-Mu dalam kepasrahan.***
GOLGOTA
Di atas puncak Golgota
Terpampang salib tanpa dosa
Berdiri di antara bumi dan langit
Membentang demi selamatkan yang fana.
Anak manusia rela disiksa tanpa keluh kesa
Berlumur darah dalam penderitaan
Tak ada dendam, tak ada balasan
Hanya lantunan doa yang dipanjatkan.
“YA Bapa ampunilah mereka.
Sebab mereka tidak tahu
apa yang mereka perbuat,”
doa-Nya penuh pengampunan.***
JALAN SALIB
Waktu itu, pukul tiga petang
Engkau tertatih-tatih melewati
lorong sempit yang penuh kerikil.
Engkau dicambuk dan disiksa
Tubuh-Mu yang suci tergores tanpa salah
Engkau rela memanggul salib yang berat
Demi menebus dosa manusia.
Terdengar jeritan tangis,
dari semua yang tak berasa salah
Namun kasih-Mu rela, hingga meluap
demi sinarkan jiwa-raga
“Jangan tangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu,”
Ujar petuah-Mu bagi wajah yang suka tersembunyi di balik topeng.***
PASKAH
Wahai anak manusia, sorakkanlah Haleluya
Sebab Anak Manusia yang mati
Sudah bangkit
Mari sujud dan menyembah
Dialah Mesias, Sang Juru Selamat kita
Agungkan nama-Nya dan wartakanlah kabar sukacita
Bagi mereka yang percaya pada-Nya.***
Kumpulan puisi Yulita Gardis SFSC
Kumpulan Puisi Menyambut Paskah
Wednesday, April 8, 2020
0
Kumpulan puisi dalam menyambut Paskah (foto dari pixabay.com) |
Di kala penghakiman nampak di depan mata
Engkau merenung dalam hati
Apa salah dan dosaku?
Tak ada tangisan yang kudengar
Apa lagi pembelaan,
yang ada hanyalah cemo’ohan
Caci maki bahkan diludahi
Sungguh inilah yang harus kujalani
Disiksa tanpa dosa
Dihina tanpa salah
Dicaci maki tanpa ampun.
“Ya Bapa, kalau boleh
Biarlah Piala ini
Berlalu dari pada-Ku,
Tapi ini bukan kehendak-Ku,
Kehendak-Mulah yang terjadi,”
Ujar-Mu dalam kepasrahan.***
GOLGOTA
Di atas puncak Golgota
Terpampang salib tanpa dosa
Berdiri di antara bumi dan langit
Membentang demi selamatkan yang fana.
Anak manusia rela disiksa tanpa keluh kesa
Berlumur darah dalam penderitaan
Tak ada dendam, tak ada balasan
Hanya lantunan doa yang dipanjatkan.
“YA Bapa ampunilah mereka.
Sebab mereka tidak tahu
apa yang mereka perbuat,”
doa-Nya penuh pengampunan.***
JALAN SALIB
Waktu itu, pukul tiga petang
Engkau tertatih-tatih melewati
lorong sempit yang penuh kerikil.
Engkau dicambuk dan disiksa
Tubuh-Mu yang suci tergores tanpa salah
Engkau rela memanggul salib yang berat
Demi menebus dosa manusia.
Terdengar jeritan tangis,
dari semua yang tak berasa salah
Namun kasih-Mu rela, hingga meluap
demi sinarkan jiwa-raga
“Jangan tangisi Aku, tetapi tangisilah dirimu dan anak-anakmu,”
Ujar petuah-Mu bagi wajah yang suka tersembunyi di balik topeng.***
PASKAH
Wahai anak manusia, sorakkanlah Haleluya
Sebab Anak Manusia yang mati
Sudah bangkit
Mari sujud dan menyembah
Dialah Mesias, Sang Juru Selamat kita
Agungkan nama-Nya dan wartakanlah kabar sukacita
Bagi mereka yang percaya pada-Nya.***
Kumpulan puisi Yulita Gardis SFSC
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment