Puisi
Sastra
Untuk hati yang telah lalu
Aku hanya ingin berterima kasih
Karena kau telah mengajarku tentang lepas bebas
Ya....memang sakit tapi semuanya telah menjadi manis
Mungkin harus seperti ini
Bukan berarti rasaku telah mati
Namun aku yakin
Bintangku akan lebih indah jika tanpamu
Dan bulanku akan lebih menawan tanpa bersamamu
Maaf untuk hati yang pernah tersakiti
Untuk luka yang tersusun rapi di dalam hati
Jangan memaksa diri tuk bertahan
Aku hanya ingin kamu bahagia
Meskipun itu harus tanpaku.
Syair doaku kan selalu ada untukmu
Karna itu janjiku kepada Tuhan
Diawal jumpa kita
Untuk selamanya mendoakanmu
Hati, semoga dirimu bahagia
Untuk Cinta
Aku adalah rindu yang tak pernah usang
Pergi karna cinta tapi tinggalkan rindu yang tak pernah hilang
Rindu itu telah menjelma menjadi luka,
Ia berdarah tapi darinya aku kenal pengorbanan.
Ya, kini aku sadar
Nanah lukaku takkan lekas mengering
Hingga kembali mendekap rindu
Rindu untuk cinta dan pengorbanan
Dan aku akhirnya menjadi rindu yang tak bertuan
Rindu Mama
Ma, aku rindu
Aku rindu senyummu
Senyum yang merekah dari bibir pucatmu
Menunggu pulangku
Aku rindu canda tawamu yang sederhana
Aku rindu pelukanmu yang penuh kehangatan
Ma, sering ku bertanya
Mengapa Tuhan memisahkan kita kian lama
Apa mungkin DIA cemburu pada mesra kita
Aku tak kuat menahan rindu.
Aku rindu jari-jemarimu
Yang mengelus mesra rambutku
Aku rindu wangi masakanmu yg sangat sederhana
Aku rindu kecupan di keningku
Di saat tidurku tak lekas lelap.
Ma, aku merindukan semua tentangmu
Ayah
Lelaki tua itu bernama "ayah"
Aku rindu pada kerut matanya
Dibalik kaca mata tua tak tergantikan itu,
Dia selalu tersenyum bagi anak-anaknya.
Tak sekalipun terdengar olehku "nak, aku lelah"
Tubuhnya yang kokoh kuat
Kini terbalut kulit yang sudah menua
Dia terus melangkah
Hingga menjumpai secuil nasib baik.
Ah ayah, aku teringat,
Saat itu, kau pernah menetes air mata
Melihatku pergi untuk menggapai masa depanku
Kau relakanku pergi, bukan karna tak mampu menyekolahkanku
Tapi kau hanya ingin menghargai pilihanku.
Ayah, wajahmu selalu tergores dalam bayanganku
Kini, aku jauh darimu
Dan aku akan kembali padamu
Dengan sejuta rasa rindu akan kebahagiaanmu
Ayah, jumpa kita akan kubalut
Pada sejuta syair doaku kepada Tuhan.
Oleh Ista Bria
Hati dan Kenangan
Friday, February 7, 2020
0
Hati dan kenangan |
Aku hanya ingin berterima kasih
Karena kau telah mengajarku tentang lepas bebas
Ya....memang sakit tapi semuanya telah menjadi manis
Mungkin harus seperti ini
Bukan berarti rasaku telah mati
Namun aku yakin
Bintangku akan lebih indah jika tanpamu
Dan bulanku akan lebih menawan tanpa bersamamu
Maaf untuk hati yang pernah tersakiti
Untuk luka yang tersusun rapi di dalam hati
Jangan memaksa diri tuk bertahan
Aku hanya ingin kamu bahagia
Meskipun itu harus tanpaku.
Syair doaku kan selalu ada untukmu
Karna itu janjiku kepada Tuhan
Diawal jumpa kita
Untuk selamanya mendoakanmu
Hati, semoga dirimu bahagia
Untuk Cinta
Aku adalah rindu yang tak pernah usang
Pergi karna cinta tapi tinggalkan rindu yang tak pernah hilang
Rindu itu telah menjelma menjadi luka,
Ia berdarah tapi darinya aku kenal pengorbanan.
Ya, kini aku sadar
Nanah lukaku takkan lekas mengering
Hingga kembali mendekap rindu
Rindu untuk cinta dan pengorbanan
Dan aku akhirnya menjadi rindu yang tak bertuan
Rindu Mama
Ma, aku rindu
Aku rindu senyummu
Senyum yang merekah dari bibir pucatmu
Menunggu pulangku
Aku rindu canda tawamu yang sederhana
Aku rindu pelukanmu yang penuh kehangatan
Ma, sering ku bertanya
Mengapa Tuhan memisahkan kita kian lama
Apa mungkin DIA cemburu pada mesra kita
Aku tak kuat menahan rindu.
Aku rindu jari-jemarimu
Yang mengelus mesra rambutku
Aku rindu wangi masakanmu yg sangat sederhana
Aku rindu kecupan di keningku
Di saat tidurku tak lekas lelap.
Ma, aku merindukan semua tentangmu
Ayah
Lelaki tua itu bernama "ayah"
Aku rindu pada kerut matanya
Dibalik kaca mata tua tak tergantikan itu,
Dia selalu tersenyum bagi anak-anaknya.
Tak sekalipun terdengar olehku "nak, aku lelah"
Tubuhnya yang kokoh kuat
Kini terbalut kulit yang sudah menua
Dia terus melangkah
Hingga menjumpai secuil nasib baik.
Ah ayah, aku teringat,
Saat itu, kau pernah menetes air mata
Melihatku pergi untuk menggapai masa depanku
Kau relakanku pergi, bukan karna tak mampu menyekolahkanku
Tapi kau hanya ingin menghargai pilihanku.
Ayah, wajahmu selalu tergores dalam bayanganku
Kini, aku jauh darimu
Dan aku akan kembali padamu
Dengan sejuta rasa rindu akan kebahagiaanmu
Ayah, jumpa kita akan kubalut
Pada sejuta syair doaku kepada Tuhan.
Oleh Ista Bria
Previous article
Next article
Leave Comments
Post a Comment